Cara menghaluskan Wajah Dengan Photoshop

1. Buka Photoshop, disini saya menggunakan Photoshop CS3, namun tutorial ini bisa dipraktekkan juga di photoshop CS4 maupun CS5 bahkan CS6 beta 
Caranya: Start >> All Program >> Adobe Photoshop CS3

2. Buka / Masukkan foto yang ingin kita haluskan kulitnya (make over) 
Disini saya menggunakan Foto Tetangga saya, (tetangga jauh) hehehe...
memperhalus wajah
intermezzo: belum di make over aja dah manis :) ! Eits, yo, fokus kembali ke tutorial ayo (^_^>c^_^)

2. Tekan CRTL + J untuk menggandakan Layer

3. Saatnya memberikan efek Surface Blur
Caranya: Klik Filter > Blur > Surface Blur
property of ilmugrafis
jangan terpaku pada setting di atas hanya sebagai contoh, Gunakan sense of design anda 
(disini saya memakai Radius 13 dan Threshold 14 karena saya suka make up yang minimalis) 

Radius : menentukan ukuran area sampel untuk blur.

Threshold : mengontrol berapa banyak nilai-nilai tonal piksel di sampingnya harus menyimpang dari nilai pixel pusat sebelum menjadi bagian dari blur. 
Piksel dengan perbedaan nilai kurang dari nilai Threshold tidak akan diblur.

4. Sekarang saatnya menambahkan Layer Mask
Layer mask disini fungsinya untuk menyembunyikan bagian layer pada Foto yang tidak diinginkan
Caranya: Klik Layer Mask (vector Mask) 
property of ilmugrafis
Letaknya di sebelah kanan Fx 

5. Klik Layer 1 (A) Lalu klik brush tool (B) 
property of ilmugrafis

6. Pada Properties bar di sebelah atas, Dimana itu properties bar? belum tahu maka klik Gambar Layout Photoshop 
property of ilmugrafis
Klik panah kecil agar muncul dropdown properties dari brush 

7. Sekarang tekan (tombol D) pada keyboard untuk menresset background dan foreground, setelah itu tekan ( tombol X ) 
Ok, mari kita sapukan brush pada bagian yg lain (selain kulit) agar kesan naturalnya tidak hilang
property of ilmugrafis
Disini saya menyapukan ke area rambut, tapi gambar di atas (abu - abu) hanya ilustrasi saja.

Pada kenyataanya nanti hasil sapuan kita akan seperti ini:

property of ilmugrafis
Gambar Asli (sebelum diedit)
property of ilmugrafis
Gambar Hasil (setelah di Haluskan Kulitnya)

sumber:www.tipskomputer.net/2012/04/cara-menghaluskan-wajah-dengan.html#

(Connection) Majapahit, Pallawa dan Nabi Ibrahim ?


Berdasarkan penyelusuran Genealogy, ada keterkaitan antara Dinasti Majapahit denganNabi Ibrahim. Keterkaitan itu, berawal dari kehadiran Dewawarman I, yang merupakan pendiri Kerajaan Salakanagara
Sebagaimana kita ketahui, Dewawarman I berasal dari Dinasti Pallawa di India. Melalui keberadaan Dinasti Pallawa inilah, pada akhirnya penyelusuran genealogy, sampai kepadaNabi Ibrahim
Mari kita ikuti, silsilah berikut…
Silsilah R. Wijaya (Pendiri Majapahit)
01. Raden Wijaya bin
02. Rakeyan Jayadarma bin
03. Prabu Guru Darmasiksa bin
04. Darma Kusuma bin
05. Rakeyan Jayagiri bin
06. Lalang Bumi bin
07. Darmaraja bin
08. (puteri Kahuripan) binti
09. Dharmawangsa Teguh bin
10. Sri Makuta Wangsa Wardhana bin
11. Sri Isyana Tunggawijaya bin
12. Mpu Sindok bin
13. (putera Mpu Daksa) bin
14. Mpu Daksa bin
15. Rakai Watuhumalang bin
16. Pramodawardani binti
17. Samaratungga bin
18. Samaragwira bin
19. Rakai Panangkaran bin
20. Sanjaya bin
21. Brata Senawa bin
22. (Prabu Galuh II) bin
23. Wretikandayun bin
24. (cicit Suryawarman) bin
25. (cucu Suryawarman) bin
26. (puteri Suryawarman) binti
27. Suryawarman bin
28. Candrawarman bin
29. Indrawarman bin
30. Wisnuwarman bin
31. Purnawarman bin
32. Dharmayawarman bin
33. Dewi Minawati (suaminya Dewi Minawati, bernama Jayasingawarman, pendiri kerajaan Tarumanagara) binti
34. Sphatikarnawa Warmandewi binti
35. Dewawarman VII bin
36. Dewawarman VI bin
37. Mahisasura Mardini Warmandewi binti
38. Dewi Tirta Lengkara binti
39. Dewawarman III bin
40. Dewawarman II bin
41. Dewawarman I (menikah dengan puteri Pohaci Larasati binti Aki Tirem bin Ki Srengga bin Nyai Sariti Warawiri binti Sang Aki Bajulpakel bin Aki Dungkul bin Ki Pawang Sawer bin Datuk Pawang Marga bin Ki Bagang bin Datuk Waling bin Datuk Banda bin Nesan)
.
Berdasarkan penelitian sejarah, Pendiri kerajaan Salakanagara (Dewawarman I), yang merupakan leluhur Raja Majapahit, berasal dari Dinasti Pallawa (Pallava) di India…
Beliau datang ke Pulau Jawa, pada sekitar abad pertama masehi, dan memerintah kerajaan Salanagara bersama isterinya Pohaci Larasati, pada tahun (130M-168M)…
Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Kerajaan_Salakanagara
Pendiri SalakanagaraDewawarman adalah duta keliling, pedagang sekaligus perantau dari Pallawa, Bharata (India) yang akhirnya menetap karena menikah dengan puteri penghulu setempat…
Tokoh awal yang berkuasa di sini adalah Aki Tirem. Konon, kota inilah yang disebut Argyre oleh Ptolemeus dalam tahun 150, terletak di daerah Teluk Lada Pandeglang
Adalah Aki Tirem, penghulu atau penguasa kampung setempat yang akhirnya menjadi mertua Dewawarman ketika puteri Sang Aki Luhur Mulya bernamaDewi Pwahaci Larasati diperisteri oleh Dewawarman. Hal ini membuatsemua pengikut dan pasukan Dewawarman menikah dengan wanita setempat dan tak ingin kembali ke kampung halamannya…

Dinasti Pallawa :
Berdasarkan tulisan yang berjudul “Origins of the Pallava Dynasty“, Dinasti Pallawa, memiliki keterikatan historis dengan Bangsa Persia dan Dinasti Maurya
The word Pallava meaning branch or twig in Sanskrit is delivered asTondaiyar in Tamil language
But scholars rebuff this view since it is a later usage of the term and consequently cannot be confirmed to have given rise to the family name Pallava. Some feel that the Pallavas are connected with primordial Pulindas, who were the same as the Kurumbas of Tondamandlam. Tondamandlam was a province under Maurya Emperor Ashoka in third century BCE and was later detained by the Satavahanas and thus Tondamandlam became a feudatory to the Satavahanas After collapse of Satavahanas in about 225 AD, the Pallavas of Tondamandlam became autonomous and prolonged to the Krishna River.
There have been several conjectures concerning the origin of the Pallavas. There are certain claims based on historical, anthropological, and linguistic proof signifying that the Pallavas were related to the Pahlavas of Iran. It is probable that a wave of Pahlava/Kambhoja tribes of Indo-Iranian descent migrated Southward and first settled in Krishna river valley of present day coastal Andhra Pradesh…
Some scholars think that the Pahlavas migrated from Persia to Indiaand established the Pallava dynasty of Kanchi, whereas, some say that they were immigrants from north, or from Konkan, Tenugu and Anarta into Deccan. They came into south India through Kuntala or Vanvasa….
Source : http://www.indianetzone.com/19/origi…va_dynasty.htm

Dinasti Maurya dan Cyrus II “The Great” :
Salah seorang anggota keluarga Dinasti Maurya yang populer adalah Sundari Maurya of Magadha. Beliau terhitung sebagai salah seorang leluhur dari King George I of England
Silsilah Sundari Maurya sampai kepada Cyrus II ”The Great” adalah…
Sundari Maurya of Magadha binti (Princess of Avanti) binti Abhisara IV of Avanti bin Abhisara III of Pancanada bin Abhisara II of Taxila bin Abhisara I of Taxila bin Rodogune Achaemenid of Persia binti Artaxerxes II of Persia bin Darius II of Persia bin Artaxerxes I of Persia bin Xerxes I “The Great” of Persia bin Atossa of Persia binti Cyrus II “The Great” of Persia…
.
Silsilah Sundari Maurya (Magadha) sampai kepada Abhisara II (Taxila)
http://fabpedigree.com/s039/f742968.htm
Silsilah Abhisara II (Taxila) sampai kepada Darius II
http://fabpedigree.com/s080/f943746.htm
Silsilah Darius II sampai kepada Atossa of Persia binti Cyrus II “The Great
http://fabpedigree.com/s012/f559022.htm
Dinasti Maurya sangat indentik dengan keturunan Cyrus II “The Great” di India. Pertemuan kedua keluarga ini, dimulai jauh sebelum masanya Sundari Maurya (sekitar 200 SM). Interaksi antara kedua keluarga ini, diawali oleh pernikahan antara cucu Cyrus II “The Great” yang bernama Candravarnna of Persia binti Atossa of Persia bin Cyrus II “The Great”, dengan Maurya I of Taxila, pada sekitar tahun 500 SM
http://fabpedigree.com/s076/f199897.htm

Cyrus II “The Great” dan Nabi Ibrahim
Cyrus II “The Great” (590 SM-529 SM), adalah pendiri dinasti Achaemenid. Beliau berhasil mempersatukan dua suku besar bangsa Iran : Media dan Persia. Beberapa ahli sejarah berpendapat, bahwa Cyrus II “The Great” indentik dengan Zulqarnain (QS. Al Kahfi ayat 83-98)
Sumber : http://en.wikipedia.org/wiki/Cyrus_the_Great_in_the_Qur’an
Melalui penyelusuran genealogy, diperoleh informasi, bahwa Cyrus II “The Great” memiliki hubungan keluarga dengan Nabi Ibrahim
.
Nabi Ibrahim, berdasarkan catatan ahli genealogy, menurunkan bangsa Media (Madyan), melalui anaknya Midian (Madian) bin Nabi IbrahimBangsa Media (Madyan) merupakan bangsanya Nabi Syu’aib, yang menjadi mertua Nabi Musa
.
Beberapa catatan Genealogy, yang menghubungkan, Cyrus II ”The Great” dengan Nabi Ibrahim….
Melalui Jalur Pouru Chishti
Silsilah Atossa of Pesia binti Cyrus II “The Great” sampai kepada Kuras
http://fabpedigree.com/s097/f472176.htm
Silsilah Kuras sampai kepada Pouru Chishti
http://fabpedigree.com/s026/f207564.htm
Silsilah Pouru Chishti sampai kepada Vaedesht
http://fabpedigree.com/s065/f284112.htm
Silsilah Vaedesht sampai kepada Midian bin Nabi Ibrahim
http://fabpedigree.com/s020/f862707.htm
Melalui Jalur Vishtaspa I (suami Pouru Chishti, di dalam catatan genealogy lainnya, suaminya bernama Jamaspa, yang merupakan adik dari Vishtaspa I)
Silsilah Atossa of Pesia binti Cyrus II “The Great” sampai kepada Kuras
http://fabpedigree.com/s097/f472176.htm 
Silsilah Kuras sampai kepada Vishtaspa I (adiknya yang bernama Jamaspa)
http://fabpedigree.com/s026/f207564.htm
Silsilah Vishtaspa I (adiknya yang bernama Jamaspa) sampai kepada Kay Apiveh
http://fabpedigree.com/s064/f284112.htm
Silsilah Kay Apiveh sampai kepada Dora Sharoob bin Midian bin Nabi Ibrahim
http://fabpedigree.com/s036/f931343.htm
Nabi Ibrahm sebagai Leluhur Bangsa Persia, di dukung beberapa fakta sebagai berikut :
1. Nama Nabi Ibrahim (Abraham) di dalam naskah Persia Kuno
“When the Persians will do such deeds, a man from among the Arabs will be born whose followers shall overthrow and dissolve the kingdom and religion of the Persians.
And the arrogant people (Persians) will be subjugated. Instead of the temple of fire and the house of idols they will see the House of Abraham without any idols as their Qibla… “
2. Pendapat Cendikiawan mengenai asal usul Bangsa Persia
Rasulullah Saw bersabda, “Apakah kalian pernah mendengar suatu kota yang terletak sebagiannya di darat dan sebagiannya di laut? Mereka (para sahabat) menjawab: Pernah wahai Rasulullah. Beliau Saw bersabda: Tidak terjadi hari kiamat, sehingga ia diserang oleh 70.000 orang dari Bani Ishaq…”
[HR. Muslim, Kitabul Fitan wa Asyratus Sa’ah]
Siapakah yang dimaksud dengan Bani Ishaq pada riwayat di atas?
Bani Ishaq adalah keturunan Al Aish bin Ishaq bin Ibrahim as. Pendapat ini dipilih oleh Al Hafidz Ibnu Katsir [An Nihayah fil Fitan Wal Malahim]
Keturunan Aish ini, menyebar di wilayah Khurasan (Afghanistan, Pakistan, Kashmir, Iraq dan Iran).
Imam Nawawi dalam syarahnya tentang 70 ribu Bani Ishaq berpendapat bahwa, “Penduduk (Farisi) Persia adalah orang-orang yang dimaksud dengan keturunan Ishaq”.
Al-Mas’udi dalam kitabnya yang berjudul Muruj adz-Dzahab berpendapat, “Orang-orang yang mengerti tentang jalur-jalur nasab orang Arab dan para hukama menetapkan bahwa asal-usul orang Persia adalah dan keturunan Ishaq putra Nabi Ibrahim
WaLlahu a’lamu bishshawab
sumber:kanzunqalam.wordpress.com/2010/08/07/genealogy-dinasti-majapahit/

Rasionalisasi, Kisah Syaikh Siti Jenar


Apabila kita membahas mengenai keberadaan, salah seorang wali di tanah Jawa, Syaikh Siti Jenar, seringkali kita menemukan berbagai cerita yang aneh-aneh dan tidak masuk akal.
Di dalam salah satu tulisannya, Ustadz Shohibul Faroji Al-Robbani mencatat, setidaknya ada 5 Kesalahan Sejarah tentang Syaikh Siti Jenar, yaitu :
1. Menganggap bahwa Syaikh Siti Jenar berasal dari cacing.
Sepertinya hanya orang-orang berpikiran irrasional, yang mempercayai ada seorang manusia, yang berasal dari seekor cacing. Syaikh Siti Jenar adalah manusia biasa, beliau dilahirkan di Persia pada tahun 1404M, dengan nama Sayyid Hasan ’Ali Al-Husaini.
Ayahnya bernama Sayyid Sholih, yang pernah menjadi Mufti Malaka di masa pemerintahan Sultan Muhammad Iskandar Syah.
Dalam sebuah naskah klasik, Serat Candhakipun Riwayat jati ; Alih aksara; Perpustakaan Daerah Propinsi Jawa Tengah, 2002, hlm. 1, cerita yg masih sangat populer tersebut dibantah secara tegas :
“Wondene kacariyos yen Lemahbang punika asal saking cacing, punika ded, sajatosipun inggih pancen manungsa darah alit kemawon, griya ing dhusun Lemahbang.”
[Adapun diceritakan kalau Lemahbang (Syekh Siti Jenar) itu berasal dari cacing, itu salah. Sebenarnya ia memang manusia yang akrab dengan rakyat jelata, bertempat tinggal di desa Lemah Abang]….
2. “Ajaran Manunggaling Kawulo Gusti” yang diidentikkan kepada Syaikh Siti Jenar oleh beberapa penulis sejarah Syaikh Siti Jenar adalah bohong, tidak berdasar alias ngawur.
Istilah itu berasal dari Kitab-kitab Primbon Jawa. Padahal dalam Suluk Syaikh Siti Jenar, beliau menggunakan kalimat “Fana’ wal Baqa’. Fana’ Wal Baqa’ sangat berbeda penafsirannya dengan Manunggaling Kawulo Gusti. Istilah Fana’ Wal Baqa’ merupakan ajaran tauhid, yang merujuk pada Firman Allah: ”Kullu syai’in Haalikun Illa Wajhahu”, artinya “Segala sesuatu itu akan rusak dan binasa kecuali Dzat Allah”. Syaikh Siti Jenar adalah penganut ajaran Tauhid Sejati, Tauhid Fana’ wal Baqa’, Tauhid Qur’ani dan Tauhid Syar’iy.
Di dalam perjalanan hidupnya, pada tahun 1424M, terjadi perpindahan kekuasaan dari Sultan Muhammad Iskandar Syah, kepada Sultan Mudzaffar Syah. Sekaligus pergantian mufti baru dari Sayyid Sholih [ayah Siti Jenar] kepada Syaikh Syamsuddin Ahmad.
Maka pada sekitar akhir tahun 1425 M. Sayyid Shalih beserta anak dan istrinya pindah ke Cirebon. Di Cirebon Sayyid Shalih menemui sepupunya yaitu Sayyid Kahfi bin Sayyid Ahmad.
Melalui Sayyid Kahfi, Siti Jenar memperlajari Kitab-Kitab seperti Kitab Fusus Al-Hikam karya Ibnu ’Arabi, Kitab Insan Kamil karya Abdul Karim al-Jilli, Ihya’ Ulumuddin karya Al-Ghazali, Risalah Qushairiyah karya Imam al-Qushairi, Tafsir Ma’rifatullah karya Ruzbihan Baqli, Kitab At-Thawasin karya Al-Hallaj, Kitab At-Tajalli karya Abu Yazid Al-Busthamiy. Dan Quth al-Qulub karya Abu Thalib al-Makkiy.
Sedangkan dalam ilmu Fiqih Islam, Siti Jenar muda berguru kepada Sunan Ampel selama 8 tahun. Dan belajar ilmu ushuluddin kepada Sunan Gunung Jati selama 2 tahun.
Setelah wafatnya Sayyid Kahfi, Siti Jenar diberi amanat untuk menggantikannya sebagai Mursyid Thariqah Al-Mu’tabarah Al-Ahadiyyah dengan sanad Utsman bin ’Affan. Di antara murid-murid Syaikh Siti Jenar adalah: Muhammad Abdullah Burhanpuri, Ali Fansuri, Hamzah Fansuri, Syamsuddin Pasai, Abdul Ra’uf Sinkiliy, dan lain-lain.

3. Dalam beberapa buku diceritakan bahwa Syaikh Siti Jenar meninggalkan Sholat, Puasa Ramadhan, Sholat Jum’at, Haji dsb.
Sejak kecil Syaikh Siti Jenar berguru kepada ayahnya Sayyid Shalih dibidang Al-Qur’an dan Tafsirnya. Dan Syaikh Siti Jenar kecil berhasil menghafal Al-Qur’an di usia 12 tahun.
Syaikh Burhanpuri dalam Risalah Burhanpuri halaman 19 menulis, “Saya berguru kepada Syaikh Siti Jenar selama 9 tahun, saya melihat dengan mata kepala saya sendiri, bahwa dia adalah pengamal Syari’at Islam Sejati, bahkan sholat sunnah yang dilakukan Syaikh Siti Jenar adalah lebih banyak dari pada manusia biasa. Tidak pernah bibirnya berhenti berdzikir “Allah..Allah..Allah” dan membaca Shalawat nabi, tidak pernah ia putus puasa Daud, Senin-Kamis, puasa Yaumul Bidh, dan tidak pernah saya melihat dia meninggalkan sholat Jum’at”.
4. Cerita bahwa Syaikh Siti Jenar dibunuh oleh Sembilan Wali adalah bohong.
Cerita itu hanyalah cerita fiktif yang ditambah-tambahi, agar kelihatan dahsyat, dan laku bila dijadikan film atau sinetron. Wali Songo adalah penegak Syari’at Islam di tanah Jawa, di dalam Maqaashidus syarii’ah diajarkan bahwa Islam itu memelihara kehidupan [Hifzhun Nasal wal Hayaah]. Tidak boleh membunuh seorang jiwa yang mukmin yang di dalam hatinya ada Iman kepada Allah.
5. Beberapa penulis telah menulis bahwa setelah kematiannya, mayat Syaikh Siti Jenar, berubah menjadi anjing.
Ini suatu penghinaan kepada seorang Waliyullah, dimana seseorang yang menyebut Syaikh Siti Jenar lahir dari cacing dan meninggal jadi anjing. Jika ada penulis menuliskan seperti itu. Berarti dia tidak bisa berfikir jernih.
Berdasarkan riwayat para habaib, ulama’, kyai dan ajengan yang terpercaya kewara’annya. Mereka berkata bahwa Syaikh Siti Jenar meninggal dalam kondisi sedang bersujud di Pengimaman Masjid Agung Cirebon. Setelah sholat Tahajjud. Dan para santri baru mengetahuinya saat akan melaksanakan sholat shubuh.
Dan hal ini, tentu sangat bertentangan dengan teori Biologi Molekuler, dimana seseorang yang lahir dari manusia, maka akan wafat sebagai manusia.
sumber:kanzunqalam.wordpress.com/2010/09/16/rasionalisasi-kisah-syaikh-siti-jenar/

Misteri Piramid Giza, Teori Alien dan Banjir Nabi Nuh


Pada saat Great Pyramid di Giza Mesir dibangun, jika berdasarkan keadaan Piramid serta tenaga kerja yang mendirikannya, Para Arkeolog memperkirakan Penduduk Mesir ketika itu mencapai 50 juta orang
Diperkirakan PIRAMID tersebut dibangun pada sekitar tahun 3.000 sebelum masehi, dimana penduduk dunia baru sekitar 20 juta orang
Jika seluruh penduduk dunia di tahun 3.000 Sebelum Masehi, dikumpulkan di Mesir… ternyata masih ada 30 juta orang misterius
Siapakah 30 juta orang Misterius itu ????
Setidaknya ada 2 teori….
1. Ke-30 juta orang itu, ALIEN dari Planet lain
UFO (Pesawat ALIEN) dan Mesir Kuno
Laporan paling tua mengenai pesawat dari luar angkasa yang mendarat dibumi ini berasal dariabad ke-15 sebelum Masehi, yaitu pada sebuah tulisan Mesir kuno (papirus) yang merupakan bagian dari buku harian Raja Thutmosis III (1504-1450 SM) yang merupakan raja Mesir terbesar dimasa lalu dengan daerah kekuasaannya sampai kesungai Euphrat dan Sudan.
Laporan itu terjadi pada salah satu ekspedisi penaklukkan yang dipimpinnya langsung, dimana dalam perjalanannya Thutmosis III melihat adanya sebuah lingkaran api muncul diangkasa dengan panjang sekitar 1 rod atau ± 5 meter tanpa mengeluarkan suara dan perlahan bertambah tinggi naik keangkasa menuju keselatan dan menghilang dikegelapan malam…
Ada hal menarik, jika ketinggian Piramid di Giza, di-kalikan 1 milyar, akan diperoleh angka 148.208.000 km, yang mendekati jarak antara Bumi dan Surya : 149.450.000 km.
Di Mesir ada sebuah pulau, yang bernama Elefantine atau Gajah. Pulau ini sudah sejak dulu bernama Pulau Gajah, sebagaimana tertulis di dalam Naskah-Naskah Kuno. Di masa sekarang, jika pulau itu di lihat dari angkasa, denganpesawat terbang (karena disana tidak terdapat bukit yang tinggi), memang berbentuk seperti Gajah. Darimana Orang Mesir Kuno, memberi nama “Gajah”, untuk pulau itu ?
2. Piramid dibangun, jauh lebih awal dari yang diperkirakan
Diperkirakan ribuan tahun yang silam, Mesir pernah dihuni satu bangsa yang memiliki teknologi tinggiMasyarakat ini kemudian musnah, ketika terjadinya bencana banjir global di bumi (Bencana Nuh).
Melalui bekas yang dimakan karat (erosi) pada permukaan badan Sphinx, ilmuwan memperkirakan bahwa masa pembuatannya mungkin lebih awal, paling tidak 10 ribu tahun silam sebelum Masehi.
Seorang sarjana John Washeth juga berpendapat: Bahwa Piramida raksasa dan tetangga dekatnya yaitu Sphinx, jika dibandingkan dengan bangunan masa kerajaan ke-4 lainnya, sama sekali berbeda,Sphinx diperkirakan dibangun di masa yang lebih purba.
Dalam bukunya “Ular Angkasa“, John Washeth mengemukakan: perkembangan budaya Mesirmungkin bukan berasal dari daerah aliran sungai Nil, melainkan berasal dari budaya yang lebih awal.
Ahli ilmu pasti Swalle Rubich dalam “Ilmu Pengetahuan Kudus” menunjukkan: pada tahun 11.000 SM, Mesir pasti telah mempunyai sebuah budaya yang hebat. Pada saat itu Sphinx telah ada, hal ini bisa terlihat, pada bagian badan Sphinx yang jelas sekali ada bekas erosi. Diperkirakan akibat dari banjir dahsyat di tahun 11.000 SM.
Piramid Khufu di Giza, merupakan bangunan batu yang di dalamnya terdapatruangan seluas 4.072 meter persegi. Balok-balok batunya sebanyak 2,3 juta batang, dengan berat antara 2.5 ton sampai 50 ton, tersusun dengan ketinggian mencapai 481 kaki.
Untuk membawa batu-batu Piramid tersebut, menuju ke kawasan padang pasir, jika menggunakan teknologi dari tahun 3.000 sebelum masehi, yaitu dengan cara meletaknya pada batang-batang pohon yang dijajar kemudian digelindingkan. Tentu akan menggunakan ratusan ribu batang kayu, yang jadi pertanyaan darimana Fir’aun Mesir memperoleh batang kayu sebanyak itu ?
Belum lagi, bagaimana jutaan batu-batu itu bisa diangkat ke atas, sertateknik pemotongan batu yang sedemikian canggih, sehingga sudutnya disebelah Tenggara tegak, hanya setengah inci lebih tinggi dari sudutnya di sebelah Barat Laut. Rasanya sangat mustahil, jika dikerjakan dengan menggunakan teknologi dari tahun 3.000 sebelum masehi.
sumber:kanzunqalam.wordpress.com/2011/12/15/misteri-piramid-giza-teori-alien-dan-banjir-nabi-nuh/

Legenda AJISAKA, mengungkap zuriat NABI ISHAQ di NUSANTARA


Dalam prasasti Kui (840M) disebutkan bahwa di Jawa terdapat banyak pedagang asingdari mancanagara untuk berdagang misal Cempa (Champa), Kmir (Khmer-Kamboja), Reman (Mon), Gola (Bengali), Haryya (Arya) dan Keling.
Untuk kebutuhan administrasi, terdapat para pejabat lokal yang mengurusi para pedagang asing tersebut, misal Juru China yang mengurusi para pedagang dari China dan Juru Baratayang mengurusi para pedagang dari India. Mereka seperti Konsul yang bertanggung jawab atas kaum pedagang asing.
Di dalam catatan sejarah, kita mengenal gelar “Sang Haji (Sangaji)” merupakan gelar dibawah “Sang Ratu”, seperti contoh Haji Sunda pada Suryawarman (536M) dariTaruma, Haji Dharmasetu pada Maharaja Dharanindra (782M) dari Medang. Haji Patapan pada Maharaja Samaratunggadewa (824M) dari Medang. Sumber : History of Java Nusantara
Legenda Ajisaka
Dalam legenda tanah Jawa, kita mengenal nama tokoh Ajisaka. Ajisaka sangat mungkin, berasal dari kata Haji Saka, bermakna Perwakilan Negara (Duta) atau Konsul yang bertanggung jawab atas para pedagang asing, yang berasal dari negeri Saka (Sakas).
Lalu dimanakah Negeri Sakas itu?
Di dalam sejarah India, dikenal negara Sakas atau Western Satrap (Sumber :Western Satrap, Wikipedia). Pada tahun 78M Western Satrap (Sakas)mengalahkan Wikramaditya dari Dinasti Wikrama India. Kemenangan pada tahun 78M dijadikan sebagai tahun dasar dari penanggalan (kalender) Saka. Wilayah Western Satrap mencakup Rajastan, Madya Pradesh, Gujarat, dan Maharashtra.
Para raja dari Western Satrap biasanya memakai dua bahasa yaitu Sankrit (Sansekerta) dan Prakit serta dua aksara yaitu Brahmi dan Yunani dalam proses pembuatan prasasti dan mata uang logam kerajaan. Sejak pemerintahan Rudrasimha (160M-197M), pembuatan mata uang logamkerajaan selalu mencantumkan tahun pembuatannya berdasarkan pada Kalender Saka.
Keberadaan Sakas dengan Kalender Saka-nya, nampaknya bersesuaian dengan Legenda Jawa, yang menceritakan Ajisaka (Haji Saka), sebagai pelopor Penanggalan Saka di pulau Jawa.

Dewawarman I, bukan Ajisaka
Di dalam Naskah Wangsakerta, kita mengenal seorang pedagang dari tanah India, yang bernama Dewawarman I. Beliau dikenal sebagai pendiri Kerajaan Salakanagara. Ada sejarawan berpendapat, bahwa Dewawarman I adalah indentik dengan Haji Saka (Ajisaka). Akan tetapi apabila kita selusuri lebih mendalam, sepertinya keduanya adalah dua orang yang berbeda.
Ajisaka (Haji Saka), tidak dikenal sebagai pendiri sebuah Kerajaan, melainkan dikenal membawa pengetahuan penanggalan, bagi penduduk Jawa. SebaliknyaDewawarman I adalah pendiri Kerajaan Salakanagara, dan tidak ada riwayat yang menceritakan, bahwa beliau pelopor Kalender Saka.
Dewawarman I di-indentifikasikan berasal dari Dinasti Pallawa (Pahlavas), beliau berkebangsaan Indo-Parthian, yang berkemungkinan salah satu leluhurnya adalah Arsaces I (King) of PARTHIA. Dan jika diselusuri silsilahnya akan terus menyambung kepada Artaxerxes II of Persia bin Darius II of Persia bin Artaxerxes I of Persia bin Xerxes I “The Great” of Persia bin Atossa of Persia binti Cyrus II “The Great” of Persia (Zulqarnain). Sumber : The PEDIGREE of Arsaces I (King) of PARTHIA dan Menemukan Zul-Qarnain, dalam Sejarah
Sementara Ajisaka (Haji Saka), di-identifikasikan berasal dari Sakas (Western Satrap), beliau berkebangsaan Indo-Scythian, dimana susur galurnya besar kemungkinan, menyambung kepada keluarga kerajaan di India Utara (King Moga/Maues). Sumber : Indo-Scythians  dan Maues, Wikipedia
Namun ternyata, kedua Leluhur masyarakat Sunda dan Jawa ini, memiliki satu persamaan, yakni : Dewawarman I (Indo-Parthian) dan Ajisaka (Indo-Scythian), sesungguhnya merupakan Zuriat (Keturunan) dari Nabi Ishaq bin Nabi Ibrahim (Bani Ishaq), yaitu melalui dua anaknya Nabi Yakub (Jacob) dan Al Aish (Esau). Sumber : THE TWO HOUSES OF ISRAELWho were the Saxons/Saka/Sacae/Scythians? Sons of IsaacKomunitas Muslim, dari Bani Israil dan (Connection) Majapahit, Pallawa dan Nabi Ibrahim ?
WaLlahu a’lamu bishshawab
sumber:kanzunqalam.wordpress.com/2011/05/09/legenda-ajisaka-mengungkap-zuriat-nabi-ishaq-di-nusantara/

Satrio Piningit adalah Konsep, bukan Ramalan?


Berdasarkan fakta sejarah, Prabu Jayabaya adalah murid dari seorang ulama Islam yang bernama Maulana Ali Samsu Zein. Jadi sangat mustahil, seorang Jayabaya menjadi peramal masa depan, yang merupakan perbuatan terlarang di dalam ajaran Islam.
Apa yang diungkapkan, Jayabaya ratusan tahun yang silam, menurut pemahaman kami lebih berupa konsep kepemimpinan, daripada sebuah prediksi ramalan.
Konsep Pemimpinan Jayabaya dan bait-bait tutur Sunda, yang kemudian disempurnakan oleh Ranggowarsito, adalah bentuk kepemimpinan yang paling ideal, untuk masyarakatNusantara.
Menurut Konsep ini, seorang Pemimpin Nusantara yang Ideal adalah seorang Satrio Piningit, yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1. Raja berhati putih, keturunan waliyullah. Berkedaton dua di Mekkah dan Tanah Jawa.
Konsep ini memberi gambaran, seorang pemimpin yang ideal adalah seorang yang berbudi luhur. Ia berasal dari keluarga Muslim, yang merupakan mayoritas masyarakat Nusantara dan memiliki ikatan kekeluargaan dengan masyarakat di tanah jawa.
Di dalam dirinya, selalu berpegang teguh kepada Syariat Islam, akan tetapi di sisi lain, menghormati budaya leluhur bangsa.
2. Tahta purba memunculkan wajahnya. Bergelar pangeran perang, bersenjata Trisula Weda, yaitu benar, lurus dan jujur.
Pemimpin Nusantara yang ideal, sebaiknya memiliki hubungan genealogy dengan Penguasa-Penguasa masa lalu, seperti Raja-Raja Sriwijaya (Melayu), Majapahit (Jawa), Pajajaran (Sunda) dan kerajaan-kerajaan Kuno Nusantara lainnya.
Namun keutamaan Silsilah bukan-lah hal utama. Seorang Pemimpin yang ideal, harus berani dalam menegakkan keadilan. Bertindak yang benar, bertingkah-laku yang lurus serta menjunjung tinggi kejujuran.
3. Kelihatan berpakaian kurang pantas, menjadi raja bagaikan Ulama (Pendeta) adil menjauhi harta.
Pemimpin yang ideal, seorang yang hidup bersahaja dan sederhana. Bersikap adil terhadap sesama, tanpa melihat status sosial seseorang.
Menghormati perbedaan agama dan keyakinan, tidak memaksakan kehendak, selalu bertindak berdasarkan ketentuan hukum dan perundang-undangan.
4.Berkasih sayang, sering menangis, merasakan banyak kekurangan, walaupun terbukti membuat sentosa.
Pemimpin ideal bukan mencari ketenaran atau jabatan. Kekuasaan baginya adalah amanah. Tidak merasa paling berjasa dan rendah hati.
Ia adalah orang yang mengutamakan kesejahteraan rakyatnya, daripada mementingkan kebutuhan diri pribadi dan keluarganya.

Di dalam sejarah Nusantara, kita mengenal beberapa Pemimpin yang memiliki karakter yang mendekati, konsep kepemimpinan ideal seperti di atas. di antaranya :
1. Raden Fatah, pemimpin pertama Kesultanan Demak
2. Sunan Giri, pendiri Khilafah Giri Kedaton
3. Sunan Gunung Jati, pendiri Kesultanan Cirebon
4. Pangeran Diponegoro, seorang ulama pemimpin perlawanan masyarakat Jawa, terhadap kaum penjajah.
5. HOS Cokroaminoto, pendiri Syarikat Islam
6. KH. Ahmad Dahlan, pendiri Muhammadiyah
7. KH. Hasyim Asy’ari, pendiri Nahdatul Ulama (NU)
Sejarah mencatat, ke-7 orang di atas, selama memimpin rakyat (pengikutnya), menjadi tokoh-tokoh yang sangat dihormati dan disegani.
Dan hal ini menjadi bukti, bahwa apa yang disampaikan Jayabaya, bait-bait tutur Sundadan Ronggowarsito, bukan sekedar konsep di atas kertas. Akan tetapi, bisa diterapkan dalam kehidupan nyata, dan hasilnya memberi bukti, bahwa konsep tersebut, merupakanbentuk dari kepemimpinan ideal bagi masyarakat di Nusantara.
WaLlahu a’lamu bishshawab
sumber:/kanzunqalam.wordpress.com/2012/09/28/satrio-piningit-adalah-konsep-bukan-ramalan/

Misteri Leluhur Bangsa Jawa


Di dalam Mitologi Jawa diceritakan bahwa salah satu leluhur Bangsa Sunda (Jawa) adalahBatara Brahma atau Sri Maharaja Sunda, yang bermukim di Gunung Mahera.
Selain itu, nama Batara Brahma, juga terdapat di dalam Silsilah Babad Tanah Jawi. Di dalam Silsilah itu, bermula dari Nabi Adam yang berputera Nabi Syits, kemudian Nabi Syitsmenurunkan Sang Hyang Nur Cahya, yang menurunkan Sang Hyang Nur RasaSang Hyang Nur Rasa kemudian menurunkan Sang Hyang Wenang, yang menurunkan Sang Hyang Tunggal. Dan Sang Hyang Tunggal, kemudian menurunkan Batara Guru, yang menurunkan Batara Brahma.
Berdasarkan pemahaman dari naskah-naskah kuno bangsa Jawa, Batara Brahma merupakan leluhur dari raja-raja di tanah Jawa.
Bani Jawi Keturunan Nabi Ibrahim
Di dalam Kitab ‘al-Kamil fi al-Tarikh‘ tulisan Ibnu Athir, menyatakan bahwa Bani Jawi (yang di dalamnya termasuk Bangsa Sunda, Jawa, Melayu Sumatera, Bugis… dsb), adalah keturunanNabi Ibrahim.
Bani Jawi sebagai keturunan Nabi Ibrahim, semakin nyata, ketika baru-baru ini, dari penelitian seorang Profesor Universiti Kebangsaaan Malaysia (UKM), diperoleh data bahwa, di dalam darah DNA Melayu, terdapat 27% Variant Mediterranaen (merupakan DNA bangsa-bangsa EURO-Semitik).
Variant Mediterranaen sendiri terdapat juga di dalam DNA keturunan Nabi Ibrahim yang lain, seperti pada bangsa Arab dan Bani Israil.
Sekilas dari beberapa pernyataan di atas, sepertinya terdapat perbedaan yang sangat mendasar. Akan tetapi, setelah melalui penyelusuran yang lebih mendalam, diperoleh fakta, bahwa Brahma yang terdapat di dalam Metologi Jawa indentik dengan Nabi Ibrahim.
Brahma adalah Nabi Ibrahim
Mitos atau Legenda, terkadang merupakan peristiwa sejarah. Akan tetapi, peristiwa tersebut menjadi kabur, ketika kejadiannya di lebih-lebihkan dari kenyataan yang ada.
Mitos Brahma sebagai leluhur bangsa-bangsa di Nusantara, boleh jadi merupakan peristiwa sejarah, yakni mengenai kedatangan Nabi Ibrahim untuk berdakwah, dimana kemudian beliau beristeri Siti Qanturah (Qatura/Keturah), yang kelak akan menjadi leluhur Bani Jawi (Melayu Deutro).
Dan kita telah sama pahami bahwa, Nabi Ibrahim berasal dari bangsa ‘Ibriyah, kata ‘Ibriyah berasal dari ‘ain, ba, ra atau ‘abara yang berarti menyeberang. Nama Ibra-him (alif ba ra-ha ya mim), merupakan asal dari nama Brahma (ba ra-ha mim).
Beberapa fakta yang menunjukkan bahwa Brahma yang terdapat di dalam Mitologi Jawa adalah Nabi Ibrahim, di antaranya :
1. Nabi Ibrahim memiliki isteri bernama Sara, sementara Brahma pasangannya bernamaSaraswati.
2. Nabi Ibrahim hampir mengorbankan anak sulungnya yang bernama Ismail, sementara Brahma terhadap anak sulungnya yang bernama Atharva (Muhammad in Parsi, Hindoo and Buddhist, tulisan A.H. Vidyarthi dan U. Ali)…
3. Brahma adalah perlambang Monotheisme, yaitu keyakinan kepada Tuhan Yang Esa (Brahman), sementara Nabi Ibrahim adalah Rasul yang mengajarkan ke-ESA-an ALLAH.
Ajaran Monotheisme di dalam Kitab Veda, antara lain :
Yajurveda Ch. 32 V. 3 menyatakan bahwa tidak ada rupa bagi Tuhan, Dia tidak pernah dilahirkan, Dia yg berhak disembah
Yajurveda Ch. 40 V. 8 menyatakan bahwa Tuhan tidak berbentuk dan dia suci
Atharvaveda Bk. 20 Hymn 58 V. 3 menyatakan bahwa sungguh Tuhan itu Maha Besar
Yajurveda Ch. 32 V. 3 menyatakan bahwa tidak ada rupa bagi Tuhan
Rigveda Bk. 1 Hymn 1 V. 1 menyebutkan : kami tidak menyembah kecuali Tuhan yg satu
Rigveda Bk. 6 Hymn 45 V. 6 menyebutkan “sembahlah Dia saja, Tuhan yang sesungguhnya”
Dalam Brahama Sutra disebutkan : “Hanya ada satu Tuhan, tidak ada yg kedua. Tuhan tidak berbilang sama sekali”.
Ajaran Monotheisme di dalam Veda, pada mulanya berasal dari Brahma (Nabi Ibrahim). Jadimakna awal dari Brahma bukanlah Pencipta, melainkan pembawa ajaran dari yang Maha Pencipta.
4. Nabi Ibrahim mendirikan Baitullah (Ka’bah) di Bakkah (Makkah), sementara Brahmamembangun rumah Tuhan, agar Tuhan di ingat di sana (Muhammad in Parsi, Hindoo and Buddhist, tulisan A.H. Vidyarthi dan U. Ali).
Bahkan secara rinci, kitab Veda menceritakan tentang bangunan tersebut :
Tempat kediaman malaikat ini, mempunyai delapan putaran dan sembilan pintu… (Atharva Veda 10:2:31)
Kitab Veda memberi gambaran sebenarnya tentang Ka’bah yang didirikan Nabi Ibrahim.
Makna delapan putaran adalah delapan garis alami yang mengitari wilayah Bakkah, diantara perbukitan, yaitu Jabl Khalij, Jabl Kaikan, Jabl Hindi, Jabl Lala, Jabl Kada, Jabl Hadida, Jabl Abi Qabes dan Jabl Umar.
Sementara sembilan pintu terdiri dari : Bab Ibrahim, Bab al Vida, Bab al Safa, Bab Ali, Bab Abbas, Bab al Nabi, Bab al Salam, Bab al Ziarat dan Bab al Haram.
Monotheisme Ibrahim
Peninggalan Nabi Ibrahim, sebagai Rasul pembawa ajaran Monotheisme, jejaknya masih dapat terlihat pada keyakinan suku Jawa, yang merupakan suku terbesar dari Bani Jawi.
Suku Jawa sudah sejak dahulu, mereka menganut monotheisme, seperti keyakinan adanyaSang Hyang Widhi atau Sangkan Paraning Dumadi.
Selain suku Jawa, pemahaman monotheisme juga terdapat di dalam masyarakat Sunda Kuno. Hal ini bisa kita jumpai pada Keyakinan Sunda Wiwitan. Mereka meyakini adanya ‘Allah Yang Maha Kuasa‘, yang dilambangkan dengan ucapan bahasa ‘Nu Ngersakeun‘ atau disebut juga ‘Sang Hyang Keresa‘.
Dengan demikian, adalah sangat wajar jika kemudian mayoritas Bani Jawi (khususnya masyarakat Jawa) menerima Islam sebagai keyakinannya. Karena pada hakekatnyaIslamadalah penyempurna dari ajaran Monotheisme (Tauhid) yang di bawa oleh leluhurnya Nabi Ibrahim.
Sumber :
Forum Kaskus
sumber:kanzunqalam.wordpress.com/2010/03/14/misteri-leluhur-bangsa-jawa/

Penduduk Nusantara dari luar BIMA SAKTI?


Ketika ALLAH, melalui Al-Quran mengisyaratkan kepada manusia dan jin untuk bisa menembus langit dan bumi. Banyak orang percaya, tantangan ini telah berhasil dijawab oleh bangsa Jin, bahkan menurut mereka Fenomena UFO yang terlihat belakangan ini, berasal dari penampakan makhluk gaib ini.

Bagaimana dengan manusia ?
Benarkah umat manusia, hanya mampu sampai ke Bulan dan itupun cuma sebentar ?
Se-primitif itukah teknologi, yang dimiliki Manusia, keturunan Nabi Adam ???

Hai jama‘ah jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, maka lintasilah, kamu tidak dapat menembusnya melainkan dengan kekuatan.” (QS. Ar-Rahman (55) ayat 33)

Manusia telah menjelajah angkasa, ribuan tahun yang silam

Berdasarkan Penemuan Arkeologis, diperoleh informasi teknologi manusia sekarang, sangat jauh tertinggal dari teknologi di masa lalu. Sebagaimana terlihat pada gambar berikut…

Peche Merle Cave, France, paintings, 17.000-15.000 SM

Pada lukisan di atas, yang berasal dari masa ribuan tahun yang silam, terlihat, umat manusia telah mengenal teknologi antariksa (bukti-bukti arkeologi, yang lain bisa klik disini). Nampaknya, umat manusia mengalami kemunduran teknologi, diperkirakan disebabkan oleh kehancuran peradaban akibat dari peperangan dan bencana alam.

Bani Adam, di Planet lain…

Ketika ALLAH menciptakan Nabi Adam. ALLAH mengajarkan kepadanya semua nama-nama (ilmu pengetahuan universal), yang bahkan tidak dipahami oleh Para Malaikat sekalipun. Dan saat pengetahuan itu diuji, leluhur seluruh umat manusia ini telah membuat Para Malaikat terkagum-kagum, dan pada akhirnya ALLAH memerintahkan mereka untuk sujud kepada Adam (silahkan baca : Berdasarkan Genetika, Semua Manusia Berpotensi Menjadi Jenius).

Dengan pengetahuan yang sedemikian tinggi yang dimiliki oleh Nabi Adam, logikanya kalau hanya sekedar membuat sebuah pesawat antar galaksi, rasanya bukan sesuatu yang sulit bagi beliau. Dan pengetahuan antariksa ini, tentunya diwarisi juga oleh generasi-generasi awal umat manusia.

Atas dasar pemahaman inilah, disimpulkan di masa ribuan tahun yang silam, umat manusia bukan saja membangun peradaban di bumi, melainkan juga telah merintis koloni-koloni di planet-planet lain, yang memiliki sumber-sumber peghidupan yang cocok bagi umat manusia.


Dan bukan mustahil, Fenomena UFO yang muncul akhir-akhir ini berasal dari saudara-saudara kita dari Planet-Planet yang  jauh. Hal ini semangkin diperkuat dari pernyataan saksi-saksi mata, mengenai keberadaan alien (Blond, Nordic, Vegan dan lain-lain), ternyata fisiknya seperti manusia.

Beberapa pendapat pendukung lainnya…

- Pernyataan Sergeant Clifford Stone yang mengatakan bahwa banyak sekali alien-alien yang berwujud manusia- Pernyataan David Wilcox yang mengatakan bahwa dari sumber intelijen diketahui paling tidak pada 8 galaksi yang mayoritas penduduknya adalah manusia

- Kenyataan bahwa DNA Alien Grey bisa dikombinasikan dengan DNA Manusia (Buku The Threats – David Jacobs) mengindikasikan bahwa ada kemiripan DNA .

- Pernyataan Alien Janos bahwa mereka tadinya adalah manusia bumi yang pindah dari bumi untuk menghindari perang (Buku The Janos People – Frank Johnson)

Sumber : Anugrerah Sentot Sudono, Islamic UFO

Kenyataan bahwa terdapat Bani Adam di Planet lain, juga di amini oleh Dicky Zainal Arifin pengarang buku Novel Arkhytirema. Buku yang sumbernya diperoleh melalui hasil insvestigasi astral dalam bentuk “time travel”, menceritakan keberadaan Bani Adam, yang tersebar di beberapa Planet di luar Bumi di antaranya :

- bangsa TRUNKA di Planet TRUNKA di gugusan ORNORAG
- bangsa ERATUS di Planet UNDAMUNGTHA gugusan GHURABHAL
- bangsa NEGRIDA di Planet TRABIX gugusan BINNURA
- bangsa LEMURIAN di Planet LEMURIAN di sisi luar galaksi BIMASAKTI berdekatan dengan galaksi ANDROMEDA

Sumber : Mencari Penghuni Langit (Grup Facebook)

Menurut Kang Dicky, Bangsa Lemurian, berasal dari Benua Lemuria yang keberadaannya saat ini lebih dikenal dengan nama Nusantara. Bahkan salah seorangPenduduk Lemurian yang bernama Aki Tirem (Arkhytirema), menjadi salah seorang leluhur dari Masyarakat Sunda dan Suku Jawa.

WaLlahu a’lamu bishshawab

sumber:http://kanzunqalam.wordpress.com/2012/03/06/penduduk-nusantara-dari-luar-galaksi-bimasakti/

Misteri ANUNNAKI (ALIEN), di masa kehidupan RASULULLAH?


Rasulullah pernah mengisyaratkan, tentang keberadaan sesosok manusia “Penghuni Langit”, yang bernama Uways (Uwais) Al Qorni.
Rasulullah SAW bersabda : “Kalau kalian ingin berjumpa dengan dia (Uwais al-Qorni), perhatikanlah, ia mempunyai tanda putih di tengah-tengah telapak tangannya.” Sesudah itu beliau, memandang kepada Ali bin Abi Thalib r.a.dan Umar bin Khattab r.a. lalu bersabda : “Suatu saat apabila kalian bertemu dengan dia mintalah do’a dan istighfarnya, karena dia adalah penghuni langit dan bukan penghuni bumi
Uwais adalah seorang pemuda bermata biru, rambutnya merah, pundaknya lapang panjang, dengan kulitnya kemerah-merahan. Pemuda dari Yaman ini tak punya sanak famili kecuali hanya ibunya yang telah tua renta dan menderita lumpuh. Untuk mencukupi kehidupannya sehari-hari, Uwais bekerja sebagai penggembala kambing.
Mayoritas Ulama berpendapat, istilah “Penghuni Langit” yang disandang oleh Uwais, dikarenakan baktinya yang sangat luar biasa kepada ibunya.
Misteri Uwais, manusia langit dari Yaman
Suatu ketika, Uwais al-Qorni turut bersama rombongan kafilah menuju kota Madinah dan akhirnya bertemu dengan Umar ra dan Ali bin abi Thalib. Saat itu Khalifah Umar r.a. berjanji untuk menyumbangkan uang negara dari Baitul Mal kepada Uwais, untuk jaminan hidupnya.
Segera saja Uwais menolak dengan halus dengan berkata : “Hamba mohon supaya hari ini saja hamba diketahui orang. Untuk hari-hari selanjutnya, biarlah hamba yang fakir ini tidak diketahui orang lagi”.
Beberapa waktu kemudian, tersiar kabar kalau Uwais al-Qorni telah meninggal dunia. Anehnya, pada saat dia akan dimandikan tiba-tiba sudah banyak orang tak dikenal yang berebutan untuk memandikannya. Dan ketika dibawa ke tempat pembaringan untuk dikafani, di sana sudah ada orang-orang yang menunggu untuk mengkafaninya.
Demikian pula ketika masyarakat pergi hendak menggali kuburnya. Di sana ternyata sudah ada orang-orang yang menggali kuburnya hingga selesai. Ketika usungan dibawa menuju ke pekuburan, luar biasa banyaknya orang yang berebutan untuk mengusungnya.
Dan Abdullah bin Salamah menjelaskan, “ketika itu aku ikut mengurusi jenazahnya hingga aku pulang dari mengantarkan jenazahnya. Lalu aku bermaksud kembali ke tempat penguburannya untuk memberi tanda pada kuburannya, akan tetapi sudah tak terlihat lagi adanya bekas kuburannya”.  (Abdullah bin Salamah adalah orang yang pernah ikut berperang dalam satu pasukan, bersama Uwais al-Qorni di masa pemerintahan Umar Ibnu Khattab r.a.).
Meninggalnya Uwais al-Qorni telah menggemparkan masyarakat kota Yaman. Banyak terjadi hal-hal yang amat mengherankan. Sedemikian banyaknya orang yang tak dikenal berdatangan untuk mengurus jenazah dan pemakamannya, padahal Uwais adalah seorang fakir yang tak dihiraukan orang.

Manusia “Penghuni Langit” = Alien dari Planet Nibiru ?
Entah kebetulan atau tidak, ciri-ciri fisik Uways sangat mirip dengan ras Kaukasia, yang oleh beberapa kalangan dikatakan mewarisi ciri fisik bangsa Anunnaki, Alien dari Planet Nibiru.
Menurut kalangan UFOLOGI, Anunnaki terdiri dari tiga ras alien, yaituSaurian atau Reptoid (bangsa Reptil bertubuh manusia raksasa),Agharian atau Nordic (bangsa yang mirip dengan manusia Kaukasian), danZeta (jenis alien Grey) yang tinggal di wilayah bintang Zeta Reticula.
Meskipun Islam, tidak menolak kemungkinan adanya makhluk lain, di luar bumi. Namun tidak serta merta kita menyatakan, Uways sesungguhnya Alien, yang nyasar di bumi ini.
Benarkah Planet Nibiru, yang dihuni bangsa Anunnaki itu ada? Atau hanyacerita dongeng dari Bangsa Sumeria? Jika Uways adalah Alien, bagaimana ia bisa sampai ke Yaman? Apakah ia datang melalui pintu Wormhole? (Kunjungi : Identifikasi Fenomena Wormhole, menurut Al Qur’an?).
Ke-shahihan kisah Uways Al Qorni, juga harus diteliti lagi. Hal tersebut, dalam upaya untuk menghindari cerita-cerita dongeng bangsa Sumeria kuno, masuk ke dalam khasanah keilmuan umat muslim.
Andaikan semua kisah tentang Uways adalah sebuah fakta, penjelasan yang paling logis saat ini adalah, Uways Al Qorni adalah seorang keturunan bangsa Kaukasia, yang tinggal di negeri Yaman. Baktinya terhadap Sang Bunda, telah memberi kemuliaan kepada dirinya, digelari “Penghuni Langit” oleh Rasulullah.
WaLlahu a’lamu bishshawab
sumber:http://kanzunqalam.wordpress.com/2012/06/21/palembang-dan-hadis-rasulullah/

Dinasti Giri Kedaton dan Silsilah Presiden Indonesia : Sukarno, Suharto, BJ.Habibie, Gusdur, Megawati serta Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)


Berdasarkan penyelusuran Genealogy, ditemukan fakta yang menarik, yakni kesemua Salasilah Presiden RI ternyata memiliki keterkaitan keluarga dengan Trah Sunan Giri (Dinasti Giri Kedaton).
Mari kita perhatikan Susur Galur berikut :
1. Sunan Giri
1.1. Sunan Dalem Wetan / Zainal Abidin
1.1.1. Sunan Prapen (Maulana Muhammad)
1.1.1.1. Sunan Kawis Guwo
1.1.1.1.1. Panembahan Giri
1.1.1.1.1.1. Nyai Anom Besari # Kyai Anom Besari
1.1.1.1.1.1.1. Ki Ageng Muhammad Besari
1.1.1.1.1.1.1.1. Nyai Ageng Basyariyah # Ki Ageng Basyariah / Raden Mas Bagus Harun
1.1.1.1.1.1.1.1.1. Nyai Muhammad Santri # Kyai Muhammad Santri
1.1.1.1.1.1.1.1.1.1. Kyai Ma’lum Buntoro
1.1.1.1.1.1.1.1.1.1.1. Kyai Mustaram
1.1.1.1.1.1.1.1.1.1.1.1. Nyai Ilyas
1.1.1.1.1.1.1.1.1.1.1.1.1. Nyai Nafiqah # KH. Hasyim Asy’ari
1.1.1.1.1.1.1.1.1.1.1.1.1.1. KH. Abdul Wahid Hasyim1.1.1.1.1.1.1.1.1.1.1.1.1.1.1. KH. Abdurrahman Wahid (Gusdur)
1.1.2. Nyai Made Pandan
1.1.2.1. Ki Ageng Saba
1.1.2.1.1. Nyai Sabinah # Ki Ageng Pemanahan
1.1.2.1.1.1. Panembahan Senapati
1.1.2.1.1.1.1. Panembahan Hanyakrawati
1.1.2.1.1.1.1.1. Sultan Agung
1.1.2.1.1.1.1.1.1. Sultan Amangkurat I
1.1.2.1.1.1.1.1.1.1. Sunan Pakubuwono I
1.1.2.1.1.1.1.1.1.1.1. Sultan Amangkurat IV
1.1.2.1.1.1.1.1.1.1.1.1. Sultan Hamengkubuwono I (Kraton Jogja)
1.1.2.1.1.1.1.1.1.1.1.1.1. Sultan Hamengkubuwono II
1.1.2.1.1.1.1.1.1.1.1.1.1.1. Sultan Hamengkubuwono III
1.1.2.1.1.1.1.1.1.1.1.1.2. KGPAA Paku Alam I (Kraton Paku Alaman)
1.1.2.1.1.1.1.1.1.1.1.2. Pangeran Hario Mangkunegoro
1.1.2.1.1.1.1.1.1.1.1.2.1. KGPAA Mangkunegara I (Keraton Mangkunegara)
1.1.2.1.1.1.1.1.1.1.1.3. Sunan Pakuwono II (Keraton Surakarta)1.1.2.1.1.1.1.1.1.1.1.3.1. Sunan Pakubuwono III
(Sumber : Sunan Giri, Pendidik yang Ahli Fiqih)
Trah Sunan Giri dan Silsilah Presiden
Melalui penyelusuran lebih mendalam, diperoleh informasi yang mengagetkan, bahwa ke-6Presiden Republik Indonesia, ternyata berasal dari anak keturunan Sunan Giri, sebagaimana terlihat pada keterangan berikut :
1. Soekarno, adalah putera dari Raden Soekemi Sosrodiharjo. Raden Soekemi,berdasarkan buku “Ayah Bunda Ir Sukarno”, merupakan keturunan Sultan Hamengkubuwono II (1.1.2.1.1.1.1.1.1.1.1.1.1)
2. Suharto, isterinya bernama Siti Hartinah yang merupakan keturunan dari KGPAA Mangkunegara I (1.1.2.1.1.1.1.1.1.1.1.2.1). Selain itu, berdasarkan buku “Jejak Perlawanan Bengawan Pejuang”, Sumitro Djojohadikusumo menulis, bahwa Soehartopernah mengatakan memiliki kekerabatan dengan keluarga Keraton, yang diduga merupakan keturunan dari Sultan Hamengkubuwono II (1.1.2.1.1.1.1.1.1.1.1.1.1).
3. BJ. Habibie, Ibunya bernama R.A. Tuti Marini Puspowardojo binti Rr. Goemoek binti Raden Ngabehi Tjitrowardoyo, berasal dari keluarga Priyayi di Purworejo, yang diduga kuat merupakan keturunan dari pendiri kerajaan Mataram Islam, Panembahan Senapati(1.1.2.1.1.1.)
4. Abdurrahman Wahid (GUSDUR), terhitung sebagai keturunan ke-8 dari Ki Ageng Muhammad Besari (1.1.1.1.1.1.1.)
5. Megawati Sukarnoputri, puteri Presiden Pertama Sukarno, merupakan keturunanSultan Hamengkubuwono II (1.1.2.1.1.1.1.1.1.1.1.1.1.)
6. Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), putera dari Raden Soekotjo, beliau adalah keturunan dari Nyai Ageng Ibnu Umar binti Ki Ageng Muhammad Besari (1.1.1.1.1.1.1.)

Giri Kedaton, Khilafah di bumi Nusantara
Giri Kedaton lebih mirip sebuah “Kerajaan”, yang di dalam kehidupan kesehariannya diatur dengan menggunakan hukum Syariah Islam. Berada di daerah Gresik, Jawa Timur pada sekitar abad ke-15 sampai 17. Kerajaan ini pernah berjaya sebagai Pusat Khilafah Islam, yang pengaruhnya bahkan sampai menyebar ke daerah Maluku.
Pesantren Giri Kedaton didirikan oleh Raden Paku (Sunan Giri), pada sekitar tahun 1487. Murid-murid Giri Kedaton berdatangan dari segala penjuru, bahkan dari Ternate, mereka berasal dari berbagai kalangan tidak hanya kalangan rakyat kecil, namun juga para pangeran dan bangsawan.
Giri Kedaton mengalami puncak kejayaan di bawah kepemimpinan Sunan Prapen tahun 1548-1605, saat itu Giri tidak hanya sekadar sekolah, namun juga menjadi “kerajaan” yang memiliki kekuatan pemerintahan.
Misalnya, Sunan Prapen dikisahkan menjadi pelantik Sultan Adiwijaya raja Pajang. Ia juga menjadi mediator pertemuan antara Sultan Adiwijaya dengan para bupati Jawa Timur tahun 1568. Dalam pertemuan itu, para bupati Jawa Timur sepakat mengakui kekuasaanPajang sebagai kelanjutan Kesultanan Demak. Sunan Prapen juga menjadi juru damai peperangan antara Panembahan Senopati (Mataram) dengan Jayalengkara (Bupati Surabaya tahun 1588).
Tidak hanya itu, Sunan Prapen hampir selalu menjadi pelantik setiap ada raja Islam yang naik takhta di segenap penjuru Nusantara (Sumber : wikipedia.org).
Kehadiran Giri Kedaton, memberikan teladan bagi kita, bahwa penerapan syariah bukan hal yang baru di Nusantara, dan ternyata bisa bertahan selama 200 tahun. Adanya suara-suara yang menginginkan kembali diberlakukannya Syariah Islam, sesungguhnya sesuatu yang sangat wajar.
Hal tersebut setidaknya disebabkan 2 faktor, yaitu Faktor Historis (merupakan kelanjutan dariMudzakarah Ulama se-rumpun Melayu tahun 1650, Kunjungi : mengapa NEDERLAND disebut BELANDA?), dan juga disebabkan faktor rapuhnya sistem politik yang ada sekarang, seperti Kapitalis dan Komunis.
Referensi :
sumber : kanzunqalam.wordpress.com/2011/02/28/giri-kedaton-dan-silsilah-presiden-indonesia-sukarno-suharto-bj-habibie-gusdur-megawati-serta-susilo-bambang-yudhoyono-sby/